Thursday, April 24, 2014

Telaga yang berwarna disebuah dataran tinggi Dieng



Kali ini gue bakal cerita pengalaman gue waktu lagi liburan ke dieng bersama 8 orang teman yang terdiri dari 8 manusia, 4 laki-laki dan 4 perempuan tepatnya di telaga warna. Bila dari Semarang perjalanan ke kabupaten Wonosobo itu membutuhkan waktu sekitar 3-4 jam belum pasti juga ding karena di perjalanan sering tidurnya dari pada meleknya yah biasa karena serangan mual dan mabok darat.

Kita tiba di telaga warna sekitar jam 17.00 WIB dan ngenesnya itu di loket udah ada tulisan “Tutup” Fak! Itu yang ada di dalam pikiran anak2 setelah di lalui dengan perjalanan jauh ternyata sampai ditujuan malah sudah tutup. Tetapi beberapa anak ada yang memaksa ingin pulang masuk dan bertanya kepada bapak-bapak penjaga di pintu masuk, dan setelah beberapa menit berunding kami beserta rombongan diperbolehkan masuk. Tetapi tidak semudah itu, kami diberi syarat harus membayar loket seharga Rp 8000 per orang + menyewa bapak-bapak bayaran atau biasa disebut pemandu wisata atau tour guide dalam bahasa inggris. 
Oh iya ngomong-ngomong udara di dieng sangat lah dingin perkiraan suhu mencapai dibawah 0 derajat, eh enggak lah lebay banget. Ya pokoknya dingin lah, sebelum masuk kita juga sudah mempersiapkan senjata berupa kamera DSLR Canon 7D (biar rinci ceritanya), kamera digital (tapi gak kepake karena lupa bawa memori), dan handphone sebagai perekam kegiatan.

Cerita tentang telaga warna sedikit ya, telaga warna itu adalah sebuah telaga. Maksutnya telaga yang terbentuk dari kawah vulkanik letusan gunung sehingga menjadi sebuah telaga. Sedangkan disebut telaga warna dikarenakan warna telaga tersebut bisa berubah-ubah kadang berwarna biru, hijau, merah, putih, pink waktu kita kesana itu telaganya lagi berwarna biru karena sore hari. Nah perubahan warna tersebut di sebabkan oleh belerang yang ada di dasar telaga terkena sorot sinar matahari sehingga terjadi perubahan warna pada dasar telaga. Di situ ternyata juga terdapat telaga lain yaitu telaga Pengilon, yang letaknya bersebelahan dengan sungai amazon telaga warna uniknya yang membatasi keduanya hanya rerumputan seperti rawa kecil. Salah satu temen juga sempat menjadi korban rawa tersebut, saat itu kakinya masuk dengan mulus kedalam rawa karena sok-sok an ingin mengambil angel foto yang bagus HAHAHA.

Berikut gue pengen pamer beberapa foto yang di hasilkan ketika di telaga warna:

Dari kiri ke kanan; bayu, livian, danu, lusida, vina, tamara, atika, mujib





 Ini putri jomblo atau bisa juga disebut putri panggung, gak kalah cantik sama raisa kan?





 Goa semar: sejarahnya itu gue kagak tau tapi, ini cerita sedikit pengalaman yang agak tanda kutip ya. Kata pak slamet (tour guide) waktu kita jalan masuk telaga kan ada rombongan bapak-bapak misterius tuh nah katanya mereka itu mau beribadah atau bertapa di gua. Nah setelah rombongan gue sampe di goa semar ini emang disitu gak ada orang sama sekali, tetapi kata pak slamet disitu ada bapak-bapak yang beribadah tadi dan yang bisa ngelihat cuma orang-orang tertentu, trus ada mas-mas juga gitu katanya dia juga bisa lihat. Keren kan? (Btw yang ditengah itu bukan penampakan ya)

 Kalau Goa Sumur ini di dalemnya terdapat mata air yang katanya bisa menyembuhkan segala penyakit dan bisa bikin awet muda. Nah buat yang pada pengen lihat kakek neneknya keliatan muda lagi bisa disuruh dateng kesini nih.
 Ini dia penampakan wujud asli dari pak Slamet pemandu wisata kami, meskipun orangnya agak freak dan kemampuan nya masih meragukan tapi kita sangat berterimakasih kepada beliau yang telah mengantarkan kita berkeliling telaga.
Ini penampakan hasil foto di sebuah kamar mandi di dekat telaga warna, keliatan agak horor kan?


Gimana seru kan tempatnya, kalau datang langsung kesana bakal lihat sendiri dah tempatnya sekeren apa, belum lagi pemandangan di jalan saat melewati dataran tinggi dieng beeuuuhh.. Wanna?

*sejarah atau seluk beluk tentang telaga warna dkk dikutip dari pak Slamet (tour guide)*

No comments:

Post a Comment